Laksamana Malahayati Perempuan Tangguh Armada Laut Pertama di Muka Bumi.

kumalahayati

Kumalahayati , Wanita itu berteriak dengan sangat lantang dari atas kapal. Suaranya beradu nyaring dengan gelegar meriam. Tegas. Memberi komando kepada pasukan perempuan.

Selain handal di bidang militer, ia juga jago berdiplomasi.

Indonesia patut berbangga diri  karena ternyata kaya dengan deretan pahlawan perempuan, yang tidak hanya unggul di tingkat lokal tetapi kiprah dan kepiawaiannya juga diakui oleh dunia.

Ratu Lautan Laksamana Malahayati salah satunya. Perempuan kelahiran Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 1875 M sampai dengan 1254 H itu disebut-sebut sebagai laksamana armada laut pertama di muka bumi.


Sosok yang bernama Keumalahayati telah dirintis sejak usianya masih kecil. Anak dari Laksamana Mahmud Syah yang merupakan keturunan dari Kesultanan Aceh Darussalam, ia belajar di Angkatan Laut Akademi Militer Mahad Baitul Makdis. Ia ingin mengikuti jejak karier orang tuanya  ayah dan kakeknya.

Cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah ini terbilang sangat istimewa. Keleluasaannya dalam memilih jenjang pendidikan itu dilandasi atas kecerdasan yang dimiliki olehnya.

Meski demikian, karena ia lahir dari lingkungan masyarakat yang agamis, Malahayati mengenyam pendidikan agama islam terlebih dahulu di Meunasah atau musaalla, Rangkang, dan Dayah.


Prestasi ia pun tersebar di lingkungan istana. Sultan Alaiddin Riayat Syah al-Mukammil pada masa pemerintahan tahun 1589 M sampai dengan 1604 M mengangkat bahwa  Malahayati sebagai komandan protokol Istana Darud-Dunia di Kesultanan Aceh Darussalam.

Jabatan ini menuntutnya harus piawai dalam menguasai wawasan etika dan keprotokolan. Tidak berapa lama dari pengangkatan tersebut, Malahayati pun menikah dengan salah seorang seniornya di akademi angkatan laut. Sayang, identitas suaminya Malahayati tidak terungkap dan diceritakan di berbagai manuskrip yang ada.


Sebagai salah seorang laksamana di angkatan laut, peran Malahayati sangat lah krusial. Debut pertempuran pertamanya saat melawan Portugis di perairan Selat Malaka. Meski saat itu menang, ia kehilangan dua laksamana dan ribuan prajuritnya. Salah satu laksamana yang gugur ialah suaminya sendiri.

Peristiwa itu sangat memukul dirinya. Malahayati pun berjanji akan menuntut balas dengan membentuk Armada Aceh. Pasukannya itu terdiri dari para janda.

Kesultanan sendiri yang merestui dan muncullah nama armada tersebut, Armada Inong Balee. Malahayati didaulat sebagai laksamana. nnSejak itulah gelar laksamana angkatan laut perempuan pertama di dunia ia sandang.

nnKekuataan armada Inong Balee awalnya hanya seribu orang, lalu bertambah menjadi dua ribu orang. Ia mendirikan Pangkalan Armada Teluk Lamreh Krueng Raya.

Tidak jauh dari pangkalan militer itu, Malahayati  membangun Benteng Inong Balee. Kekuatan armada pimpinan Malahayati terbilang sangat luar biasa. Terbukti dengan sepak terjangnya selama mengawasi Pelabuhan Syahbandar.

Cornelis de Houtman
Cornelis de Houtman

Peran Malahayati berlangsung hingga masa perlawanan dari Belanda. Peristiwa penyerangan terhadap Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman dalam pendaratan perdana mereka di ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam menunjukkan kemampuan perang Malahayati. Dalam serangan itu, Cornelis de Houtman mati terbunuh di tangan Malahayati saat berhadapan satu lawan satu dengan Malahayati.

Juru runding

Perempuan yang menjabat pula sebagai komandan Pasukan Wanita Pengawal Istana itu terkenal piawai berdiplomasi.  (Diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan).

Kemampuan lobi yang ia miliki tampak saat ia berhasil melobi delegasi Belanda yang datang pada tanggal 23 Agustus 1601.

Rombongan itu dipimpin oleh Komisaris Gerard de Roy dan Laksamana Laurens Bicker. Mereka datang dengan membawa surat kepada sultan.

Kedatangan rombongan ini dilatarbelakangi oleh memburuknya situasi dan hubungan Aceh dengan Belanda. Ini menyusul penenggelaman kapal dagang Aceh oleh Paulus van Caerden pada 21 November 1600 dan memicu ketegangan. Pada 31 Juni 1601, Laksamana Malahayati menyerang kapal Belanda yang dipimpin oleh Laksamana Yacob van Neck pada 31 Juni 1601.

Berkat diplomasi Malahayati dengan Komisaris Gerard de Roy dan Laksamana Laurens Bicker, kedua belah pihak sepakat berdamai dengan syarat Frederick de Houtman dibebaskan dan Belanda dan siap membayar kerugian pembajakan sebelumnya sebesar lima puluh ribu gulden.

Terobosan Malahayati tersebut yaitu ingin memperbaiki hubungan antara Kesultanan Aceh dan Belanda. Ini ditandai pula dengan layatan tiga utusan Aceh menghadap Pangeran Maurits.

Sebagai fungsi diplomatik, Keumalahayati juga menjadi juru runding saat Inggris ingin menjalin hubungan dagang. Ini terlihat ketika Malahayati berunding dengan James Lancaster, utusan Ratu Elizabeth I.


Di bawah Sultan Iskandar Muda pada tahun (1607 M--1636 M), Aceh mencapai puncak kejayaannya bersama sang pahlawan wanita tiga zaman Ibunda Kami Laksamana Keumalahayati.

Sumber: Republika

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Laksamana Malahayati Perempuan Tangguh Armada Laut Pertama di Muka Bumi."